Menguak Hedonisme Kota-Kota
Termaksiat di Dunia
Hedonisme
telah mengubah semuanya, cara berpikir yang memengaruhi cara manusia hidup.
Ketika era semakin modern, manusia menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan
sebagai tameng untuk bisa lepas dari segala aturan agama, sosial, dan tradisi.
Negara-negara yang dulu kental dengan tradisi keagamaan dalam menjalankan hidup
sehari-hari kini berubah drastis pasca-invasi ideologi demokrasi.
Gaya hidup
memang selalu menjadi bisnis menggiurkan bagi banyak kalangan dan banyak menyumbang
devisa untuk negara. Ini adalah sedikit alasan kenapa bisnis gaya hidup bisa
bertahan dan terus berkembang dari tahun ke tahun. Di tengah ruwetnya menjalani
hidup dengan berbagai pekerjaan yang banyak memakan tenaga dan pikiran, yang
namanya senang-senang untuk melepas stres selalu menjadi pilihan, ini berlaku
di negara mana pun.
Senang-senang
memanjakan diri atau me-refresh otak tidak cukup hanya bersantai ria,
tetapi butuh sensasi baru yang tak pernah ditemuinya di tempat kerja, termasuk
melampiaskan nafsu berahi. Inilah yang paling ampuh, dengan alasan itulah
muncul bisnis esek-esek yang menawarkan surga dunia. Bisnis semacam ini mungkin
masih tabu kalau di Indonesia sendiri, tapi tidak untuk di luar sana, bisnis
prostitusi legal dan dilindungi negara.
Sekilas
tampak kenyataan ini memang ironi, tapi itulah fakta dari kebebasan yang dianut
manusia abad ini. Kita mungkin tidak banyak tahu hal semacam ini, apalagi jika
sudah menjurus pada bisnis. Selain sistem kerjanya yang terselubung, juga
dilindungi pemerintah. Seperti di Amsterdam, Belanda. Di sana berbagai bentuk
bisnis haram ini semuanya dilindungi pemerintah.
Amsterdam
menjadi salah satu tempat prostitusi di dunia, yang dikenal dengan sebutan Red
Light District. Ini adalah sebuah tempat khusus pelampisan berahi lelaki hidung
belang. Di tempat itu banyak coffee shop yang tidak hanya menjual kopi,
tetapi juga ganja secara bebas. Selain itu, ada juga toko sex toys dan sex
museum. Wisatawan yang berkunjung ke sana—khususnya di Taman
VondelPark—tidak akan heran bila menemukan orang melakukan seks di luar
ruangan, di taman tersebut, karena hal itu diperbolehkan.
Buku ini
lebih banyak menyajikan tempat-tempat wisata berahi yang telah dilegalkan oleh
negaranya, baik secara langsung maupun yang masih terselubung tapi tetap
dilindungi pemerintah. Selain itu, pembaca akan diajak ke Zurich, Swiss, yang
membuka tempat wisata kontroversial, yaitu wisata bunuh diri. Ssiapa saja boleh
bunuh diri di sana dengan bantuan medis (suntik mati), dengan syarat wisatawan
tersebut dalam keadaan sakit keras.
Sumber :
Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar